Susu Ibuku

Ini adalah kisah tentang bagaimana aku dan ibuku menjadi kekasih ketika aku berusia 18 tahun dan ba…
Susu Ibuku

Ini adalah kisah tentang bagaimana aku dan ibuku menjadi kekasih ketika aku berusia 18 tahun dan bagaimana hubungan kami menjadi intim. Nama ibuku adalah Amina dan nama saya Reza. Kami berasal keluarga kelas menengah. Ibuku menikah pada usia 18 tahun. Aku lahir di tahun yang sama dia menikah dan setelah aku, ia mempunyai dua anak perempuan dan anak laki-laki yang lahir hanya beberapa bulan sebelum kisah ini dimulai. Ini adalah bayi yang menjadi penyebab terjadinya hubungan ini. Ibuku yang cantik, 32 tahun usianya pada waktu itu, ibu menyusui semua anak-anaknya. Sebagai anak muda berusia 18 tahun, aku tertarik dengan payudaranya, yang sangat indah. Di rumah, ibu tidak memakai bra dan payudaranya akan bergoncang-goncang dari balik bajunya saat ia berjalan. Putingnya akan tercetak jelas di bajunya kadang-kadang, bajunya akan sedikit basah dengan susu dari payudaranya.

Aku selalu untuk melihat payudara ibuku ketika adikku yang bayi sedang menetek. Ibu tidak benar-benar membuka bajunya, aku hanya bisa melihat sekilas puting dan aureolanya ketika adik bayiku menetek. Tetapi justru yang yang sekilas itu membuatku tergila-gila. Aureola dan putting ibu berwarna sedikit pink. Jika aku tahu kali ia sedang meneteki adikku aku akan menempatkan diriku senyaman mungkin sehingga aku dapat melihat payudaranya, dengan pura-pura membaca buku-bukuku . Aku tidak pernah membayangkan bahwa ibu akan menyadari apa yang aku lakukan. Suatu malam, ketika hanya ada aku, ibu dan adik bayiku, Ibu meminta ku untuk duduk di sisinya dan berkata "Reza, kamu harus berhenti ngeliatin tetek ibu ketika ibu netekin adik bayi". Akupun terkejut dengan perkataan ibu ternyata ibu tau apa yang aku lakukan. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Tapi ibu melanjutkan, "itu bisa menyebabkan masalah diperut adik bayi karena ASI ibu jadi berubah". ibu tidak mengatakan apa yang mengubah ASInya. "kamu cemburu sama adik bayi? Kamu mau netek juga?" Aku sangat malu, tapi aku senang ibu tidak marah padaku. Aku hanya duduk diam. Kemudian ibu berkata, "Lihat di sini sayang. Reza kan juga bayi ibu dan ibu pernah netekin kamu juga sebelumnya. Ibu ngga keberatan untuk netekin kamu lagi. Malam ini, setelah semua orang tidur, kamu boleh netek sama ibu. Tapi kamu harus berjanji ngga akan ngeliatin lagi ketika ibu netekin adik bayi dan tidak memberitahu siapa pun tentang hal ini. Ok? "Aku hanya mengangguk kepala dan senang berlari keluar rumah untuk menyembunyikan malu.

aku ngga sabar menunggu malam datang. Malam itu, setelah semua tidur, ibu pergi kekamrku dan berbisik di telingaku "Reza, bangun nak". Hatiku berdebar . Ibu lalu berbaring di samping ku. Lalu ia membuka kancing bajunya dan menyorongkan putingnya yang kanan di dalam mulutku. Aku pun bersemangat melahap putingnya dan mulai menekannya dengan bibirku. Tapi susu ibu ngga keluar.

Ibu tertawa dan berkata "Kasihan anak ibu, kamu udah lupa ya bagaimana caranya netek.kalau Cuma begitu ya ngga keluar dong, dihisap nak baru keluar" Aku melakukan apa yang ibu bilang dan susu mulai mengalir ke dalam mulutku. Ibuku menarik ku lebih dekat dengannya dan memelukku. Setelah beberapa menit, ketika susu berhenti ibu menyodorkan padaku payudara kirinya ke mulutku dan aku menetek dari payudara itu sampai habis. Ibu berkata "Apakah itu cukup nak? Ibu kembali ke kamar ibu ya sebelum ada yang bangun. Tapi aku berkata," Ibu, tolong biarkan aku terus netek sedikit lebih lama lagi. Aku suka sekali"Ibu berkata" Ok, Cuma sebentar ya. "Dan aku kembali menetek ke ibuku. Lalu aku membelai payudara yang satunya. Setelah beberapa saat, ibu berkata" Kamu suka sekali netek sama ibu ya nak? "Dan dia pun memeluk aku lebih erat lagi.

Nafas ibu menjadi lebih berat sepertinya. Aku tidak tahu berapa aku netek, tapi aku kecewa ketika dia berkata, "Sudah ya Nak, ibu mau kembali ke kamar, Cukup untuk hari ini. Ingat, tidak sepatah kata pun kepada siapa pun dan ngga ngeliatin ibu waktu ibu netekin adikmu ". Aku berkata "Ya ibu" dan ibu pun kembali ke kamarnya. Keesokan harinya, payudara ibuku tampak lebih menarik bagi ku daripada biasanya. Aku tidak ngeliatin ibu ketika ia netekin adik bayi, tapi aku terus memandangi payudaranya di saat lain. Ketika dia melihat aku melihat payudaranya, ibu tersenyum lembut dan memperlihatkan peyudaranya. Aku senang dan menikmati payudaranya. Aku juga melihat bahwa putingnya lebih menonjol dari biasanya hari ini dan membuat ibuku terlihat lebih cantik. Malam itu, aku berbaring di tempat tidurku, tak sabar menunggu ibuku. Setelah memastikan semuanya sudah tidur, ibu dating ke kamarku dan berbisik "bangun sayang.

Ibu membuka bajunya untuk ku. Aku memeluknya erat-erat dan memasukkan payudara kanannya ke mulutku dan mengisap susunya. Ada lebih banyak susu daripada hari sebelumnya di kedua payudaranya. Setelah aku mengosongkan kedua payudaranya, ibu berkata, "Apa susu ibu cukup buat kamu hari ini, sayang? Ibu memberi adik bayi susu sapi biar kamu dapat lebih banyak susu" Aku sangat gembira dan memeluknya erat-erat. "Terima kasih bu, aku suka sekali dan terima kasih udah menunjukkan kepada reza kedua payudara ibu di siang hari", kataku. Ibu berkata, "Ibu senang bisa ngasih liat ke kamu nak. Ibu sedikit malu sebenarnya karena puting ibu tegak sepanjang hari dan tercetk di baju ibu" Aku berkata, "ibu, puting itu membuat ibu terlihat lebih cantik hari ini. Tapi kenapa puting menjadi tegak ? " Ibu berkata, "Semua karena hasapan dan belaian kamu kemarin, nak". "Bu, apa aku menyakiti ibu waktu mengisap dan membelai nya" "Tidak, sayang, ibu merasa begitu senang waktu Reza mengisap dan membelainya. Itu sebabnya, putting ibu menjadi tegang. Sekarang cukup ngobrolnya. Di sini, hisap tetek ibu dan belai yang satunya ". Aku mematuhinya. Aku melanjutkan netek sama ibuku sampai kami mendengar bayi menangis. Ibu berkata "Sayang, ibu mau ngasih susu adikmu dulu. Kamu bisa netek lagi waktu ibukembali, Ok?" ibu kembali memaki bajunya dan pergi kekamarnya. Setelah lima belas menit ibu kembali.

Kali ini aku yang membuka kancing bajunya dan bukannya mengisap, aku menciumi payudaranya . Ibu sangat senang tampaknya. Aku duduk bersandar pada dinding dan meminta ibuku untuk bersandar padaku dan menangkupkan payudaranya dari belakang dan dengan lembut membelai payudaranya. Aku mengelus putingnya perlahan dan mereka menjadi tegak. Aku menciumi lehernya. Aku bisa merasakan ibuku gemetar . Setelah beberapa saat ibu berkata, "Sayang, kita tidak boleh membiarkan ini lepas kendali. Jika tidak, mungkin ibu tidak dapat meneteki kamu lagi. Tetek ibu udah keisi susu lagi. Hisaplah nak dan setelah itu tidur lagi. Ok? "Dan ibupun memberikan kembali payudaranya. Aku mengisap semua susunya yang hangat kemudian kami pergi tidur.

Dari hari berikutnya, ibu membatasi menteki ku hanya satu jam saja. Tapi dia terus memperlihatkan payudaranya untuk saya selama siang hari dan juga secara berangsur-angsur berhenti menyusui adik bayi dan memberi saya semua susunya. Karena ada terlalu banyak susu di payudaranya sepanjang hari, ia meminta saya untuk pulang ke rumah pada waktu makan siang dari sekolah, sehingga aku bisa menetek. Pada malam harinya, ibu meminta saya untuk pulang ke rumah tanpa pergi untuk bermain dan aku netek di malam hari juga. Hal ini berlangsung selama tiga bulan. Tentu saja ayah tidak pernah tahu apa-apa tentang hubungan kami. Tetapi orang lain tau, dia nenekku, ibu ibuku. Dia tinggal di kota sebelah. Dia selalu berkunjung kerumah selama seminggu setiap tiga bulan dan kami pergi ke rumah nenek selama hari raya.

Ibuku telah memperingatkan ku untuk terus menjauh dari dirinya selama kunjungan nenek. Aku tidak akan mendapatkan susu dan dia tidak akan menampilkan payudaranya padaku. Itu menjadi penyiksaan buatku, tapi kata ibu lebih baik menderita seminggu daripada kehilangan hubungan kita selama-lamanya. Tapi dia tidak sadar akan pengamatan tajam nenek. Malam ketiga setelah nenek datang, ibu dating ke kamarku. Aku terkejut. Dengan nenek tidur kamar tamu, bagaimana mungkin? ibu pun membuka bajunya dan menyorongkan payudaranya dalam mulutku. Yang tentu saja payudara bengkak dengan susu dan perut saya sudah penuh dengan nikmat nya susu dalam lima belas menit. Lalu aku bertanya kepadanya tentang nenek. Dia menjelaskan bahwa segera setelah dia datang, nenek melihat perubahan pada ibuku. Dia merasa bahwa ibu terlihat lebih bahagia daripada sebelumnya, dan dia tampak lebih bersinar. Nenek juga melihat bahwa adik bayi itu tidak nyaman mengisap ASI-nya karena telah menjadi terbiasa selama tiga bulan dengan susu sapi. Jika susu ibu masih ada susu payudaranya dan ia tidak memberikannya kepada bayi apa yang dia lakukan dengan susunya itu?

Nenek bicara empat mata dengan ibu. Ibu harus mengaku dan menceritakan semua tentang kami. Tapi yang mengejutkan, kata nenek kebahagiaan ibu adalah kebahagiaannya juga dan karena sekarang putri dan cucunya bahagia, ia benar-benar menyetujuinya. Jadi aku bisa menetek lagi pada ibuku, sekarang dengan tambahan restu nenek. Keesokan harinya nenek tersenyum pada ku dan aku merasa agak malu untuk melihatnya. Tapi ketika nenek akan pulang, dia memberi saya uang dan berbisik di telingaku, "Bawalah bunga setiap hari untuk ibumu dan sematkan di rambutnya. Ok?. Buatlah dia lebih bahagia. Dia akan memberi kamu lebih banyak kebahagiaan . Aku tidak begitu mengerti apa arti itu. Keesokan harinya, aku membawa bunga untuk ibuku ketika aku pulang ke rumah di malam hari. Ibu terkejut tetapi tidak memakainya segera. Tapi, ketika ibu pergi ke kamarku malam itu, ibu menyematkan bunga di rambut dan dia tercium seperti bau surgawi. Sejak saat itu saya terus membawa bunga untuk ibu sehari-hari yang akan digunakannya waktu dia menyusuiku. Tiga bulan berlalu dan sesuatu yang lain terjadi yang membawa cinta kita ke tingkat berikutnya. Ada kerusuhan di kota dan semua sekolah ditutup selama satu bulan. Karena sudah tidak aman untuk tinggal di kota saat kerusuhan, ayah meminta ibu bersama anak-anak, termasuk aku, kerumah nenek di desa dan tinggal di sana selama sebulan. Kantornya ayah tidak libur, sehingga ia akan tinggal di kota. Jadi, ibu dan aku dengan dua anak perempuan dan bayi naik bus ke desa nenek, dia menyambut kami dengan baik.

Dia mengambil adik bayi dari ibuku dan berkata kepadanya, "Amina, kamu jadi lebih cantik dan bahagia dari hari ke hari. Apa Reza membawa bunga setiap hari?" dan mengedipkan mata padaku. Ibu merasa sangat malu dan berkata, "Ma’, tolong, tidak di depan anak-anak". "Lihat dia, tersipu-sipu seperti seorang gadis remaja. Kamu telah benar-benar membuat ibu kamu menjadi jauh lebih muda Reza", kata nenek. Setelah kami santai sedikit, ibu dan nenek pergi ke rumah tetangga yang sedang ada hajatan. Ketika mereka kembali, mereka memasak makan malam yang uenak untuk kami dan kita semua makan dengan lahap. Ketika kami siap untuk pergi tidur, nenek berkata, "reza, kamu pergi ke ruang atas. Nenek akan mengurus anak-anak di bawah." Aku bertanya-tanya apa yang ibu akan lakukan. Aku memandangnya. Tapi dia malu-malu menatap lantai menghindari kontak mata dengan ku. Aku naik ke atas dengan bingung. Kamar atas sudah dicat putih. Ada dekorasi meriah di dinding dan lantai. Ada tempat tidur kayu di tengah dengan kasur baru dan bantal. Ada bunga tergantung dari kanopi di atas tempat tidur dan ruangan baunya sangat harum. Aku hanya duduk di tempat tidur dan bertanya-tanya apa yang akan dilakukan ibu.

Setelah lima belas menit, walapun rasanya lama sekali, ibu naik ke atas. Ibu memmakai daster tidur yang tipis dan seksi sekali yang menonjolkan payudara indah-nya. Dia menutup pintu ketika ia datang. Dia duduk di atas tempat tidur di sampingku. Aku langsung mencium bibir ibuku dan merangkul pinggangnya. Ibu tersentak dan berontak sedikit, tapi aku merangkul erat pinggangnya dan menempelkan bibirku ke bibirnya kuat. Lama-lama ibupun rileks dan memeluk aku dan menyerahkan bibirnya kepada ku. Kami berciuman selama lima menit dan kemudian tenggelam kembali ke tempat tidur, terengah-engah. Ibu diam, aku jadi khawatir. "ibu marah?" tanyaku. "Tidak, Nak. hanya terkejut. Itu saja". "Boleh aku mencium ibulagi?" "Tentu saja, sayang, bibir ibu Cuma buat kamu ".

Aku sangat senang dan kembali memeluknya dan mencium dengan penuh gairah di bibirnya. Ketika bibir kami berpisah, aku berkata "bu, bibir ibu begitu manis dan lembut". Ibu berkata, "Sayang, ada sesuatu yang lain manis menunggumu di dalam tetek ibu. kamu mau?" Saat itulah aku melihat bahwa daster ibu sudah basah dengan susu. "Tetek ibu sudah penuh susu dari tadi malam, Nak. Pikiran bahwa kita akan bersama di kamar untuk semalaman membuat banyak susu di tetek ibu hari ini. Sini nak netek sama ibu". Aku mengutuk diri sendiri karena begitu tidak pengertian dan segera membuka kancing daster ibuku. Payudara yang indah melompat bebas menunjukkan kepada saya dengan aureolasnya dengan puting tegak. Aku menangkup payudara ibuku di tanganku dengan penuh cinta dan berkata, "ibu, tetek ibu sangat indah". Ibu tidak membiarkan aku menyelesaikan kalimatku. Dia menarik kepalaku ke payudara kanannya dan memasukkan puting di dalam mulutku. Segera, susu manis mulai mengalir masuk ke mulutku dan untuk setengah jam berikutnya, aku mengisap dan membelai sayang ibuku. Ibu mengerang nikmat ketika aku menggoda putting sensitifnya dengan lidahku dan ketika aku dengan lembut membelai payudaranya dengan tanganku. "Reza, tangan dan bibir kamu terasa begitu enak di tetk ibu. Ibu berharap ibu bisa netekin kamu sepanjang hari". "Ibu, reza juga berharap begitu." "Ibu pikir kita bisa memenuhi keinginan kita setidaknya untuk satu bulan, Nenek bilang kita bisa menghabiskan waktu kita di ruangan ini sepanjang hari, jika kita ingin. Dia akan mengurus semuanya . Jadi, Reza sama ibu bebas untuk melakukan apa yang kita inginkan "

Aku mencium ibunya lagi di bibirnya dan berkata "Reza sangat bahagia, bu" dan kemudian bertanya padanya "Bu, boleh Reza lepas dasternya?" Ibu ragu-ragu sedikit dan lalu berkata "Reza ingin liat ibu telanjang?" "Aku bersemangat berkata," Ya, bu…,boleh ya… "." Ok, buka dester ibu sayang", kata ibu lalu ibu duduk. Tanganku gemetar ketika aku membuka dasternya. Lalu aku menghujani ibuku dengan ciuman di payudara, bahu dan leher. Ibu memelukku dan mengerang penuh gairah. Kemudian ia berkata, "Reza, buka baju kamu dong, ngga adil kalau Cuma ibu yang telanjang ". Aku pun segera melepas bajuku dan melemparkannya ke lantai. Segera, ibu memelukku dan menciumku. Dia membelai otot-otot di tubuhku dan berkata, "Reza, ibu sangat senang punya anak bertubuh kuat". Ibu dan Aku pun bercumbu tapi tampa bersetubuh sampai larut malam sebelum kita tidur. Hari-hari berikutnya kita lalui dengan penuh gairah dan cinta, dengan ibu dan aku menghabiskan sebagian besar waktu kami di dalam kamar, ibu tanpa dasternya membiarkan aku menikmati payudaranya yang indah mengisap lezat susu ibu setiap setengah jam atau lebih.

Kemudian pada suatu hari ibu ingin mandi barenng aku. Jadi aku pergi bersamanya ke kamar mandi di mana dia mengguyurku dengan air dan mulai menyabuni ku. Aku hanya mengenakan handuk di pinggangku dan ketika itu menjadi berat dengan air, handukku jadi melorot ke bawah. Aku buru-buru mencoba memakainya kembali, tapi ibu merampasnya pergi mengatakan "Itu dilepas juga, dong Nak. Ibu mau menyabuni kamu sampai ke bagian-bagian tersembunyi juga". Lalu ia memandang saya dan berseru "Oh, Reza, ibu tidak pernah membayangkan kantol kamu akan sebesar dan sepanjang ini. Waktu kamu terkhir kali madi sama ibu punya kamu Cuma sebesar kelingking. Kamu tahu dulu ibu sering mengelus-ngelus kontol kamu waktu kamu netek pas kamu masih kecil dulu ". Aku berkata "Ibu bisa kok ngelus-ngelus lagi sekarang waktu reza netek ". "Kalau begitu biar ibu bersihin dulu ya, Nak", kata ibu dan lalu menyabuni penisku.

Kemudian pada hari itu, ketika kita pergi ke kamar kami, ibu langsung meneteki ku dan saat aku berbaring di sampingnya, ia meletakkan tangannya di dalam piyama-ku dan mulai membelai penisku. Peniskupun menjadi tegang dan menjadi tidak nyaman bagi ibu untuk membelai dalam piyama ku. Jadi, dia membuka ikatan celana piyama ku dan menariknya ke bawah, membuatku jadi telanjang. Aku tidak keberatan karena dia kan ibuku bagaimanapun juga dan ibu telah melihat saya telanjang begitu berkali-kali sebelumnya. Setelah dia membelai penisku selama beberapa menit, aku pun klimaks dan maniku mengenai kakinya dan ibupun menekan penis ku pahanya. Ibu memelukku dan berkata "Oh Sayangku, ibu lupa reza sekarang sudah besar rupanya dan bisa punya banyak air mani." Lalu aku bertanya "Ibu mau ngga isep punya reza ". Malu-malu Ibu menganggukkan kepala untuk mengatakan ya. Aku pun sangat senang. Lalu bibir ibu yang lembut kurasakan di penisku dan mulai memijatnya. Aku pegang kepalanya dan perlahan-lahan memompa penisku dalam mulutnya. Tak lama kemudian, aku mencapai klimaks dan menyemprotkan air mani panasku ke dalam mulut ibuku. Ibu tidak membiarkan setetes pun terbuang.

Dia meneguk semua maniku dan dia berkata "Oh, Sayang, rasanya begitu enak. Ibu ingin minum mani kamu setiap saat sepertinya". Aku berkata, "Tentu, ibu bisa memiliki semua itu" dan aku menariknya ke atas dan kami berciuman penuh gairah untuk waktu yang lama. Setelah beberapa saat, ibu ingin pergi ke kamar mandi dan turun ke bawah. Ketika dia pergi, aku membayangkan dia membuka dasternya. Aku ingin mencium vagina ibuku. Ketika ia kembali, aku bertanya kepadanya, "Ibu, Reza ingin mencium ibu di sini, boleh ngga?", sambil Menangkupkan tanganku di pangkal pahanya. Ibupun terkejut, tapi dia tidak menepis tanganku. Wajahnya agak merah dengan rasa malu dan ia perlahan-lahan menarik dasternya sampai ke pinggang. Ibu tidak memiliki terlalu banyak rambut di kewanitaannya yang indah dan aku bisa melihat bibir vaginanya sudah basah.

Ibu melebarkan kedua kakinya sedikit dan aku mengelus bukit vaginanya dengan lembut dan penuh kasih. Ibu memejamkan mata dan mulai merintih sedikit. Aku pun menciumi dan menjilati vaginanya. Vagina Ibu wangi sekali. Ibu tersentak sedikit ketika bibirku menyentuh vaginanya dan menekan kepalaku ke vaginanya. Lalu aku mulai menjilati cairan ibu yang rasanya seperti madu bagiku. Lalu aku memasukkan lidahku di dalam vagina ibuku dan menyentuh klitorisnya. Ibu sedikit mengangkat pinggul dan aku melahap clitorisnya diantara bibirku dan dengan lembut menekannya. Ibu menyentakkan pinggulnya beberapa kali. Tak lama kemudian, ia mengeluarkan erangan panjang. Lalu aku bergerak naik dan ibu memelukku dan menciumnya dengan penuh gairah. Kami berciuman untuk waktu yang lama dan lebih intim daripada sebelumnya.

Ketika bibir kami berpisah, ibu berkata, "Reza, sudah ngasih ibu begitu banyak kenikmatan yang belum pernah ibu rasakan, ibu ingin lebih sering lagi merasakan ini ". Aku berkata, "Ibu, aku mau menghabiskan seluruh hidup reza untuk memberi ibu bebagai kenikmatan, yang reza perlu air susu dar ibu" Ibu berkata, "Oh iya, Sayang… tetek ibu udah penuh susu lagi nih, reza mau netek? ", Ibu pun menarik kepalaku ke payudara kanannya dan aku pun dengan semangan menghisapnya mulai meminum susunya yang manis, Setelah beberapa saat, ibu berkata, "Reza, mainin memek ibu dong sayang. ". Aku pun segera mengarahkan tanganku ke vaginanya sambil aku terus menghisap susunya.

Aku membuat ibu klimaks empat kali sore itu dengan mengisap vaginanya sebelum kita pergi kebawah untuk untuk minum teh. Malam itu, aku melihat ibuku telanjang bulat. Ia melepaskan seluruh pakaiannya dan berdiri di hadapanku seperti seorang dewi dari kahyangan. Dia tampak cantik dengan kaki dan paha dan payudara berbentuk indah. Aku berlutut di depannya dan mendorong wajahku ke vaginanya dan menciumnya dengan bernafsu. Kemudian kami berbaring di atas tempat tidur dan saling berpelukan erat, dengan menekan penis ku ke vaginanya. Setelah beberapa saat, ibu meletakkan satu kaki di atasku dan mulai membuat gerakan mendorong menekan penisku lebih lagi ke vaginanya. Aku sangat senang dan berkata, "Ibu, mau ya ngentot sama reza, Reza ingin sekali ". Ibu berkata, "Nak, Ibu juga ingin.Tapi, kami akan melakukannya pada hari yang baik. Ibu akan meminta nenek untuk menemukan hari yang baik bagi kita. Tunggu saja sampai besok ya . Hari ini, Reza bisa menaruh kontol Reza diantara paha Ibu"

Aku sangat gembira mendengarnya. Sebagian besar dari malam itu, ibu dan aku bercinta, mengisap payudaranya, mencium vaginanyaa, menjilati cairan vaginanya, merangsang klitorisnya dengan bibirku dan membuatnya mendapatkan klimaks dan menggesekkan penisku di antara kedua pahanya . Ibu mengisap penisku beberapa kali, membuat ku klimaks dan manikupun di telannnya.. Selama sisa malam itu, ibu tanpa mengenakan sepotong busanapun. Keesokan harinya, di pagi hari, ibu menghampiriku dan berbicara penuh semangat seperti anak kecil, berkata, "Reza, nenek bilang hari ini adalah hari yang baik untuk kita. Bangun dan mandi. Kita harus melakukan beberapa hal". Aku langsung bangkit pergi untuk mandi. Ketika aku kembali, aku melihat ibu berpakaian indah, banyak memakai perhiasan emas dan bunga-bunga dan tampak seperti pengantin.

Nenek juga memberi saya pakaian yang bagus. Lalu nenekpun mengecup kening kami berdua. Segera setelah itu kami pergi ke dalam kamar kami dan menutup pintu, ibu bergegas ke dalam pelukanku dan kami berciuman dengan penuh gairah untuk waktu yang lama. Lalu ibu menanggalkan semua pakaiannya dan menjadi telanjang bulat. Akupun melakukan hal yang sama dan membimbingnya ke ranjang tempat ia berbaring dan mengundang merentangkan tangannya dan berkata, "Ayo, sayang, mari kita bercinta".

Aku pun memeluknya dan menghujani nya dengan ciuman di seluruh tubuhnya, termasuk payudaranya yang indah dan vaginanya yang hangat .. Lalu akupun meminta ibu untuk berbaring di tempat tidur dengan kakinya menjuntai ke bawah dan akupun mengangkat kedua kakinya dan meletakkannya di atas bahuku. Ibu membuka vaginanya dengan jari-jarinya dan aku pun memasukkan penisku ke vaginnya. Peniskupun meluncur ke dalam vagina ibuku yang lembut dan perlahan-lahan aku pompa keluar masuk. Setelah lima menit, ibupun orgasme, tapi aku bertahan dan aku klimaks setelah ibu telah mencapai klimaksnya yang ke tiga kali. Aku ingin ibu untuk mengingat persetubuhan kami yang pertama untuk seumur hidupnya dan aku yakin dia serasa di surga hari itu. Hari-hari berikutnya, aku dan ibu menikmati cinta kitai didalam kamar. Ibu menemukan kenikmatan seksual, yang tidak ia alami sebelumnya.

Aku senang memberikan ibuku kenikmatan sebanyak yang diinginkannya. Nenek sangat senang melihat putrinya dan cucunya menikmati kehidupan dengan baik. Dia tidak hanya membantu aku dan ibuku menjadi bagaikan suami istri, tetapi dia melakukan hal lain yang memungkinkan kita untuk bisa berdua saja. Ayahku pun suatu hari menyusul kerumah nenek, Dia berkata, "Nak, nenek mengatakan kepada ayah segala sesuatu yang telah terjadi antara kamu dan ibumu. Ayah pikir kamu telah melakukan hal yang baik untuk ibumu". Aku benar-benar terkejut. Ayahku melanjutkan, "Kalu kamu dengan ibumu bahagia ayahpun bahagia. Dia bisa saja menjadi istri ayah untuk dunia luar, tapi dalam keluarga kita, dia akan menjadi istrimu. selalulah memberinya kebahagiaan. " Aku tidak tahu apakah harus merasa terkejut atau merasa bahagiaa , sungguh, ibu saya telah menjadi istri saya?. Aku bertanya kepada ayahku, "Bagaimana dengan ayah. Siapa yang akan mengurus Ayah?". Ayah tersenyum dan menjawab, "Ayah bisa mengurus diri ayah sendiri kok. "Beri ayah cucu segera ya nak". Ibu merasa sangat malu dan menundukkan kepala dan berlari ke kamar sebelah. Dan aku mengikutinya sehingga aku dapat memenuhi keinginan ayahku dengan membuat ibuku hamil anak pertama kami.

Tag Artikel
Postingan Lebih Baru
Postingan Lama
Comment
Lite Mode
Bookmark