Kusetubuhi ibuku dalam tidurnya

Sore itu aku baru saja pulang kerja, kuparkirkan motor diteras lalu aku letakkan tas ku dikamar. Di…
Kusetubuhi ibuku dalam tidurnya
Sore itu aku baru saja pulang kerja, kuparkirkan motor diteras lalu aku letakkan tas ku dikamar. Di meja sudah ada segelas kopi buatan ibuku, setiap pulang kerja ibu pasti sudah siapkan kopi untukku. Aku duduk diteras sambil merokok dan menikmati segelas kopi. Lalu lalang tetangga yang lewat depan rumahku, sudah jadi kebiasaan saling bertegur sapa karena beginilah kehidupan di rumah gang sempit.
Ibuku berbicara dari dalam ruang tamu mengatakan bahwa kakakku akan datang sabtu ini. Aku menanggapi biasa saja, kakakku memang kalo sudah dirumah sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mengobrol dengan ibu. Oh ya..aku belum menceritakan tentang kakakku ini yang sekarang sedang merantau ke jakarta.
Aku dan kakakku 2 bersaudara, sama-sama belum menikah. Umur kakakku 27 tahun, kulitnya putih rambut lurus sebahu dan menggunakan kaca mata. Namanya Dian ariani sulistiawati, biasa aku panggil mbak dian saja. Kakakku secara fisik bisa dibilang biasa saja tidak ada yang istimewa menurutku. Meskipun mbak dian lebih tua dariku tapi posturnya lebih pendek dariku.
Singkat cerita sabtu itu kakakku datang, biasa lah ibuku paling heboh kalo kakak pulang, aku sih cuma basa basi saja sambil liat oleh-oleh yang dibawa mbak dian. Mereka lebih asik ngobrol berdua sampe malam. Aku lebih memilih nongkrong di tempat tetangga kalo malam minggu begini, sebelumnya aku sudah persiapan bawa kunci rumah karena aku pasti pulang jam 12 malam.
Sesampainya dirumah aku langsung masuk kamar berniat untuk tidur. Mungkin karena terlalu banyak minum kopi tadi sudah hampir sejam mataku tak kunjung terpejam. Akhirnya aku mengambil hp dan membuka situs facebook. Tak sengaja akun mbak dian muncul di timelineku, wah..rupanya dia baru update foto profil. Aku lihat dia sedang selfie di ruang tamu rumahku. Ada yang menggelitik pandanganku, mbak dian selfie dari atas wajah, sekilas wajahnya mirip memang dengan ibu (mbak dian juga mengenakan jilbab jika keluar), Disini aku malah jadi ingat ibuku. Aku juga jadi ingat bagaimana aku memperlakukan ibuku dengan perbuatan mesumku.
Aku buka kembali foto-foto ibu yang telah aku pindahkan ke hp ku. Berbagai foto yang aku lihat memang membuatku penisku tegang. Teringat lagi bagaimana sentuhan penis dan vagina ibuku mampu memberikan efek orgasme yang dahsyat. Aku jadi berpikir kalau besentuhan saja sudah seperti itu bagaimana kalo penisku sampai tembus ke liang rahimnya. Pasti sensasinya akan lebih nikmat apalagi kalau sampai aku mengeluarkan sperma didalam rahim ibuku. Bayangan-bayangan seperti itulah yang memacu diriku untuk bangun dan bergerak ke kamar ibu.
Tapi aku ingat juga mbak dian saat ini tidur di sebelah ibuku, lagi pula malam ini aku tidak menggunakan obat tidur seperti sebelumnya. Sedikit sentuhan gerakan atau suara saja sangat mungkin untuk membangunkan mereka berdua. Aku berjalan ke kamar ibu dan melihat dibalik tirai, mbak dian tidur disebelah tembok dengan posisi miring menghadap tembok, sementara ibuku tidur terlentang disebelahnya. Dalam situasi seperti ini aku ragu. Berbeda jika ibu tidur sendiri, nah sekarang ada mbak dian disebelahnya.
Seperti yang sudah-sudah, meskipun keraguanku sangat besar tetap saja aku tidak bisa menolak dorongan nafsu. Kali ini aku mulai agak nekat, apabila aksiku sampai kepergok ibu aku akan beri penjelasan, sekuat tenaga aku kumpulkan nyali untuk melakukannya. Aku teringat kala aku pertama kali melumat bibir ibuku waktu itu, ibu tidak terbangun sama sekali. Aku ingin mengulangi lagi, merasakan lagi sensasi kehangatan cumbuan pada bibir dan lidah ibuku. Akhirnya aku masuk juga ke kamar ibu dan berlutut disisi ranjang ibuku.
Aku sentuh dagu ibu dengan telunjukku dan kutarik kebawah supaya kedua bibirnya terbuka. Aku sudah melihat barisan gigi depannya, aku tarik lebih jauh lagi kebawah, makin lebar terbuka mulutnya sampai gigi depannya ikut membuka. Kembali aku julurkan lidahku untuk menerobos rongga mulut ibuku. Rasanya hangat ketika aku jelajahi rongga mulut ibuku dengan lidahku. Entah kenapa aku mulai mengabaikan resiko ibu terbangun jadi aku tetap melanjutkan aksiku. Lagi pula ibuku tidak menunjukkan anda akan terbangun jadi aku makin semangat.
Ketika sedang asik mencumbu ibuku, mbak dian bergerak menelentangkan badannya, seketika itu juga aku bergerak mundur dan tiarap disebelah ranjang. Disini aku jadi sadar, malam ini akan sangat beresiko jika aku meneruskan, aku memutuskan tidak melanjutkan aksiku barusan walaupun sedang enak-enaknya. Akhirnya aku tuntaskan di kamar mandi dengan cara onani. Aku harus sabar menunggu sampai mbak dian pulang lagi ke jakarta.
Esoknya mbak dian sudah pulang lagi, aku memang sudah menunggu dia pulang lagi, dengan begitu aku bisa kembali meneruskan aksi bejatku pada ibu. Aku kembali berencana memasukkan obat tidur kedalam rebusan jamu yang biasa ibu buat. Waktu menunjukkan pukul 9 malam, aku sudah hafal betul dengan rutinitas ibu setiap harinya. Aku masukkan obat tidur kedalam panci rebusan jamu tanpa sepengtahuan ibuku. Aku sudah berniat aku ingin menyetubuhinya malam ini. Aku harus bisa menembus vaginanya dengan penisku.
Selang 2 jam kemudian aku kembali memastikan keadaan sebelum memulai aksiku. Aku lihat ibu tidur dengan lilitan sarung dan kaos. Kali ini aku lebih mengabaikan ‘standar keamanan’ dalam menjalankan aksiku, mungkin aku berpikir tanpa obat tidur saja ibu tidak merasakan mulutnya digumuli olehku apalagi jika menggunakan obat tidur. Nah..pemikiran ini yang memicu diriku berniat untuk menyetubuhinya malam ini bukan lagi hanya sekedar dengan sentuhan-sentuhan.
Setelah aku menciumi bibir ibuku aku langsung menaikkan sarung ibuku keatas, nampak kedua pahanya yang gempal berisi, putih mulus sampai ujung pangkalnya. Kali ini aku menurunkan CD ibuku perlahan, pelan sekali aku turunkan hingga terlepas. Aku tidak mau terburu-buru, semua gerakan aku nikmati dengan penuh penghayatan. Vagina ibu terlihat jelas dimataku meski kamar itu hanya mengandalkan cahaya dari ruang tv. Aku mulai menyentuhnya dari bawa ke atas dengan jariku, turun lagi ke bawah. Yang kurasakan saat itu jemariku merasa hangat dan agak lembab juga sedikit licin. Yang aku tau vagina selalu ada cairan agak lengket.
Dengan posisiku dibawah selangkangan ibu aku tetap sesekali memperhatikan wajah ibu, jaga-jaga saja bila ibu terbangun. Setelah ujung jariku basah dan lembab aku mulai dorong sedikit-demi sedikit, yang semula hanya ujung telunjukku saja yang menyentuh vagina ibu kini sudah masuk seukuran kuku. Aku gerakkan melingkar serta keatas dan kebawah dengan tujuan supaya bibir vagina ibu lebih menyeruak membuka. Tanpa disadari pula karena sentuhanku itu vagina ibu secara otomatis menjadi lebih basah dan ini memudahkanku untuk memasukkan jariku lebih dalam.
Tidak terasa sudah setengah jariku masuk, disamping vagina ibu yang memang sudah pernah mengeluarkan 2 orang anak gerakan jariku juga turut membantu proses ini. Tak tahan melihat vagina ibu yang makin basah, aku julurkan lidahku sambil kedua tanganku membuka bibir vagina ibu kesamping kanan kiri. Ada rasa asin getir yang kurasa dilidahku, semakin dalam dan akhirnya bibirku bersentuhan langsung dengan bibir vagina ibu. Aku diamkan sejenak sambil melihat ke arah wajah ibu, setelah dirasa aman aku teruskan gerakan lidahku didalam vagina ibu.
Produksi cairan vagina ibu makin meningkat, karena sudah bercampur juga dengan liurku. Otomatis liang vaginanya lebih lebar membuka. Aku tusuk-tusuk vagina ibu dengan lidahku dan kadang aku hisap dalam-dalam dengan suara seperti mengecap. Dalam kondisi seperti ini, aku sudah dikuasai sepenuhnya oleh hawa nafsu, aku sudah tidak peduli lagi dengan resiko apapun nanti. Aku sudah siap menyetubuhi ibuku, sudah siap untuk membenamkan penisku di vagina ibu, sudah siap untuk mengeluarkan benih spermaku didalam rahim ibu kandungku sendiri. Ibuku erni sulistiawati harus aku setubuhi malam ini juga, apapun yang terjadi aku tidak peduli. Tujuanku hanya satu aku tuntaskan obsesiku malam ini, menyatukan tubuhku dan tubuh ibuku kembali dengan cara dan situasi yang berbeda dengan yang terjadi 22 tahun lalu.
Aku merasa belum puas juga dengan aktifitas oralku pada vagina ibu, meski sebagian wajahku sudah belepotan cairan aku malah semakin bernafsu. Sebenarnya aku masih ingin mencumbu vagina ibu tapi aku ingin mencoba hal baru lainnya. Dari balik selangkangan ibu aku menatap bibir tebalnya, aku ingin merasakan penisku masuk kedalam mulutnya. Aku bangkit dan mengelap wajahku yang penuh dengan campuran cairan vagina dan liurku. Aku buka celana dan bajuku, aku benar-benar telanjang dihadapan ibuku saat ini.
Aku berbaring disebelah kanan ibu lalu aku lingkarkan tanganku dipinggangnya. Selangkangan ibuku masih terbuka bekas aku oral tadi dan aku biarkan saja seperti itu. Aku menatap wajah ibuku dari samping memperhatikan matanya yang terpejam, bibirnya yang menggoda dan alunan nafas dalam tidurnya yang teratur. Pada saat itu aku merasa nyaman dan bahagia sekali. Aku yang tak menyangka, perbuatanku akan sejauh ini, aku sudah berhasil menggumuli bibir dan vagina ibuku. Semakin menyadari wanita tersebut adalah ibu semakin nafsuku bangkit.
Aku memang ingin menyetubuhinya sebagai ibuku, bukan sebagai kekasih atau istri. Pikiranku sebagai anak kandung yang ingin menyetubuhi ibuku malah jadi energi tambahan betapa aneh dan gila sensasi yang kurasakan saat ini. Dahulu aku juga pernah berorientasi seksual terhadap teman sebayaku atau rekan kerja, atau bahkan puluhan bintang porno yang pernah aku tonton, tapi tidak sekuat gairahnya ketika aku memendam nafsu pada ibuku.
Ibu adalah wanita yang seharusnya kita hormati sayangi dan muliakan. Kenyataannya tidak berlaku bagiku, aku benar-benar sudah bukan manusia normal lagi, dengan kata lain cuma binatang yang menyetubuhi ibu kandungnya, tapi nyatanya didunia ini bukan sekali dua kali seorang anak menyetubuhi ibu kandungnya sendiri, yang jelas aku tidak sendiri, beberapa sudah pernah melakukannya atau mungkin baru berniat saja untuk melakukan.
Tapi meskipun aku menyadari bahwa perbuatanku ini salah aku juga ingin mengungkapkan sisi perasaanku yang lain terhadap ibu. Sebelum aku memulai kembali perbuatan bejatku aku berucap pada ibu disisi telinganya. Meski aku tau ibu tidak mungkin menangkap suara yang kuucapkan. Aku masih memeluknya dari sisi kanan, dengan begini aku merasa lebih intim dan dekat dengan ibuku.
“Bu..aku minta maaf sama ibu sebelumnya, selama ini ibu tidak tau kalo aku sudah pernah mencium ibu, bukan saja di pipi tapi seluruh bibir ibu dan kita juga sudah saling merasakan sentuhan lidah”. Aku terdiam sejenak sambil sesekali aku kecup kening dan telinga ibuku.
“Maafkan aku bu, kalo aku jadi anak yang kurang ajar, anak yang bernafsu pada ibunya sendiri, aku tidak sanggup menahan semua godaan ini bu”.
“Aku minta maaf sebelumnya pada ibu… malam ini aku menyetubuhi ibu, malam ini aku dan ibu tidak saja terikat pertalian darah, tapi juga terikat dalam indahnya persenggamaan yang mempertemukan penisku dan vagina ibu, dan memasukkan benih spermaku kedalam rahim ibu”.
“Aku sayang ibu…tapi aku juga ingin…menyetubuhimu….ibu……”.
Lambat sekali aku mengucapkan kata-kata tersebut disamping telinga ibuku, aku menganggap seolah-olah ibuku mendengar dan mengiyakan seluruh ucapanku itu. Aku sengaja bermain kata-kata untuk lebih mendorong nafsuku pada ibu. Dengan begini aku memang sadar dan menyadari bahwa aku memang ingin menyetubuhi wanita yang sedang aku peluk dengan kondisi setengah telanjang yang tiada lain ibu kandungku sendiri. Setelah itu aku kecup pelan pipi ibuku, sampai disini ibuku masih tertidur pulas karena efek obat tidur yang kuberikan tadi.
Aku bangun dan mengambil posisi diatas tubuh ibuku. Aku sandarkan tubuhku diatas tubuh ibuku, kedua lenganku kuletakkan disamping kanan dan kiri kepala ibuku. Penisku yang dari tadi sudah menegang aku lipat dan letakkan diantara perut dan vagina ibu. Kubelai-belai rambutnya, alisnya dan kusentuh pipinya lalu kukecup dahinya. Aku tetap ingin menunjukkan rasa hormat dan sayang kepada ibuku. Aku letakkan kedua telapak tanganku dipipi ibu dan dengan sedikit memiringkan wajahku aku kecup bibir ibuku. Aku memang sangat menyukai berciuman dengan ibuku, menyenangkan rasanya bisa mencium ibu dibibir bahkan bisa merasakan memilin lidahnya didalam. Mungkin kebanyakan orang lain hanya mencium tangan pipi atau dahi ibunya tapi aku sudah bisa merasakan jauh lebih dari itu.
Sudah hampir seluruh rongga mulut ibu aku jelajahi dengan lidahku. Kadang aku menghisap dan mengecap-ngecap permukaan bibir dan gigi depan serta lidahnya yang tersembunyi. Hingga rasanya tidak ada lagi ruang rongga mulut ibuku yang belum tersentuh oleh lidahku. Makin lama tubuhku makin panas dan berkeringat. Kembali aku bangun dan menempatkan selangkanganku tepat dihadapan wajah ibuku. Aku ingin mencoba merasakan seperti apa penisku jika masuk kedalam mulut ibuku. Kutarik sedikit dagunya supaya mulutnya agak terbuka dan tangan kananku menuntun penisku keujung bibirnya. Pertama kali penisku menyentuh bibirnya ada rasa licin dan hangat yang kurasakan. Aku diam sejenak sambil menahan rasa nikmat yang terasa diujung penisku.
Kugerakkan penisku dicelah bibir ibuku membelah dan menyentuh permukaan giginya yang masih agak rapat sementara tangan kiriku memegang dagunya berusaha membuka celah bibirnya agar lebih terbuka. Aku merasakan ujung penisku geli dan agak basah sampai-sampai aku merinding keenakan saking kuatnya rangsangan yang kurasa. Kudorong kedalam pelan-pelan sambil membuka celah bibirnya lebih lebar, sedikit demi sedikit kepala penisku masuk kedalam mulut ibuku.
Ada rasa geli, ngilu, hangat dan nikmat campur jadi satu ditambah dengan efek visual pandangan mataku yang melihat penisku didalam mulut ibuku. Aku coba benamkan lebih dalam lagi hingga menyentuh permukaan lidah ibuku. Kuhentikan sejenak pada fase ini. Aku ingin menikmati dahulu sensasi seperti ini, sensasi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya melebihi ekspektasiku selama ini yang mengira oral seks sama rasanya dengan onani. Maklum aku memang belum pernah merasakan oral seks jadi aku benar-benar berusaha keras menahan agar tidak orgasme didalam mulut ibuku. Bukan apa-apa, aku belum merasakan liang vagina ibuku, aku tidak mau misiku belum tuntas tapi sudah orgasme duluan.
Setelah setengah penisku masuk kedalam mulut ibu kedua tanganku memegang kepala bagian belakang ibuku yang aku gunakan sebagai tumpuan. Pelan sekali aku mulai menggerakkan penisku naik turun searah dengan mulut ibuku. Gesekan antara bibir lidah dan rongga mulut ibu pada penisku menciptakan sensasi dahsyat disekujur tubuhku. Makin lama gerakanku kupercepat, penisku juga terbantu oleh cairan dari mulu ibuku ada bunyi seperti Clepp..clep…clepp..ketika aku melakukan gerakan tersebut.
Segera aku tarik penisku dari dalam mulut ibu, hampir saja aku muncratkan didalam tadi. Aku langsung berdiri, mengatur nafas dan berusaha melepas konsentrasiku pada tubuh ibuku supaya aku tidak kecolongan orgasme duluan. Kulihat sekitar mulut ibu basah belepotan cairan. Meski kondisi ruangan tidak terang tapi aku bisa melihat jelas wajah ibuku.
Tiba saatnya kini aku memulai misi puncak dari segala obsesiku terhadap ibu selama ini. Menyatukan tubuhku dan tubuh ibu, menyatukan kelaminku dengan kelamin ibuku dan menyatukan cairanku dengan sel indung telur ibuku. Aku mundur agak kebelakang berjongkok diantara selangkangan ibu yang masih terbuka lebar bekas aku oral tadi. Aku sentuh lipatan bibir vaginanya, membuka dan menyentuh liang dalamnya. Aku bisa mencium aroma vagina ibu dari jarak seperti ini dan secara otomatis pula memancing penisku berdiri lebih tegang.
Aku mengambil posisi seperti push-up dengan tanganku menopang disisi kiri dan kanan leher ibuku. Disaat bersamaan aku tempelkan penisku di vagina ibuku. Masih ada tersisa cairan dipermukaan vaginanya. Setelah kurasa pas, aku dorong penisku pelan-pelan kedalam vagina ibuku. Aku merasa penisku seperti tertahan dan tidak serta merta masuk dengan mudah. Kembali aku dorong perlahan lalu aku tarik lagi, aku dorong lagi dan kutarik lagi. Tangan kiriku kini memegang penisku dan membantu menggesek lubang vagina ibuku, dengan bantuan tangan kiriku aku gerakkan penisku sedikit memutar naik dan turun agak cepat ditambah dengan sedikit dorongan pada pinggulku.
Tidak terasa kepala penisku sudah terbenam, aku sudah merasa kepalang tanggung. Minimal penisku harus masuk seutuhnya kedalam vagina ibuku. Dengan gerakan yang sama seperti tadi kini dorongan pinggulku lebih mantap membantu penisku yang sedang berjuang membuka tabir vagina ibu. Makin dalam dan kini sudah setengah penisku masuk. Kini kedua tanganku aku jadikan tumpuan kembali disisi leher ibu, kini sebagai motor penggeraknya adalah pinggulku.
Gerakkanku makin lama makin bertenaga dan konstan. Cairan pada kelamin kami makin banyak yang turut membantu melicinkan gerakan penisku didalam vagina ibuku aku sambil perhatikan raut wajah ibuku. Wajahnya tenang sekali dalam kondisi tertidur seperti ini. Ada keanggunan dan wajah keibuan pada ibuku. Wanita yang telah mengandung dan melahirkanku, telah membesarkanku dengan kasih sayang seorang ibu. Wanita yang selalu mengayomi anak-anaknya termasuk diriku dari kecil sampai dewasa. Kini wanita itu malah aku setubuhi, aku nikmati tubuhnya, aku hisap kelaminnya dan aku nikmati bibir dan kemaluannya sebagai lelaki.
Sejenak aku merasakan perasaan aneh, antara menyesal dan nafsu. Perasaan bersalah seorang anak yang telah menodai kesucian seorang ibu, seorang anak yang memutus pembatas hubungan ibu dan anak dengan cara yang amat tidak wajar. Dalam situasi seperti ini, ego dan nafsuku berbalik menguasaiku. Aku rebahkan tubuhku dan menopang dengan kedua lenganku. Sekuat tenaga aku dorong maju mundurkan penisku didalam vaginanya. Makin lama makin cepat dan bertenaga. Sampai aku merasakan kepala penisku seperti menyeruak membelah sesuatu yang jadi penahan didalam vagina ibuku, seperti ada semacam daging yang mengganjal ujung penisku. Makin lama makin kudorong pada akhirnya, seluruh penisku sudah masuki kedalam vagina ibuku.
Aku terdiam sejenak, wajahku kini rapat sekali dengan wajah ibuku. Ada rasa hangat licin dan nikmat menjalar disekujur penisku. Pada akhirnya aku masuk dalam frame dimana seorang anak bisa menyetubuhi ibunya secara utuh, menyatukan kembali dua tubuh dengan cara yang tabu. Aku mencium bibir ibuku dan melumatnya sejenak. Aku pandangi lagi wajahnya, ingin rasanya aku bilang saat itu…ibu…maafkan anakmu…yang telah menyetubuhimu….


Bagiku istilah peribahasa ‘Surga ada dibawah telapak kaki ibu’ nampaknya sudah tidak berlaku lagi. Menurut pendapatku surga ada dibawah selangkangan ibu. Memang terkesan menjijikkan dan kurang ajar bagi orang pada umumnya. Aku memang punya orientasi seksual yang nyeleneh, bagaimana tidak ? Aku sudah kehilangan nuraniku sebagai manusia normal. Penisku yang seharusnya hanya aku tancapkan kedalam vagina istriku malah aku arahkan ke liang yang sama saat aku dilahirkan.
Aku memang sudah jauh dari kata waras. Diriku terlalu mudah dikuasai oleh nafsu binatang yang bukan pada tempatnya. Aku sudah terlanjur berbuat sampai sejauh ini. Tak ada lagi tempat yang layak bagiku dari sisi pemikiran normal apapun, yang pada akhirnya menciptakan situasi pembenaran menurut sudut pandangku. Aku tidak mau menggunakan istilah nasi sudah menjadi bubur, bagiku istilah yang tepat adalah penis sudah terlanjur masuk ke dalam vagina, dan vagina itu adalah vagina milik ibu kandungku.
Aku masih berusaha menikmati dahulu prosesi persetubuhan paling tabu ini. Penisku sudah tenggelam sepenuhnya didalam vagina ibu, bahkan aku merasa ujung penisku sudah menyundul sesuatu yang menahan pergerakan penisku untuk lebih jauh lagi. Akhirnya impian dan obsesi gilaku selama ini bisa aku wujudkan, malam ini aku berhasil menyetubuhi tubuh wanita yang telah melahirkanku. Tubuhku dan tubuh ibuku menjadi satu kembali melalui kelamin. Sungguh aku merasakan dahsyatnya sensasi persetubuhan ini. Semakin aku merasa tabu semakin aku merasakan sensasi kenikmatannya. Menyetubuhi ibu kandung bukan hanya rasa kenikmatan karena berhasil memasukkan penisku di vagina ibu, aku merasakan esensi kenikmatannya justru bukan dari situ, melainkan akan rasa bersalah dan tabu yang seharusnya tidak aku lakukan bersatu dengan kenikmatan tubuh dalam adegan seksual. Hal itulah yang menciptakan kenikmatan hubungan seksual dalam sensasi atau dimensi yang berbeda. Ibarat kata kenikmatan sensasi menyetubuhi ibu sendiri sangat tidak mainstream. Aku sendiri bingung menjelaskannya tapi bagi orang yang punya pengalaman sama denganku pasti akan mengerti apa yang aku maksudkan.
Aku mulai memompa perlahan penisku yang sudah tertanam mantap dalam vagina ibuku. Perlahan namun pasti gerakanku makin cepat. Makin lama kurasa lendiri di area vagina ibuku makin banyak dan penisku makin licin menggesek dinding vagina ibu. Ibu masih tertidur pulas, sama sekali tidak menyadari bahwa tubuhnya sedang disetubuhi oleh anaknya sendiri. Aku dekatkan bibirku ke bibirnya, dan kembali aku lumat bibirnya aku masukkan lidahku kedalam mulutnya dan aku cium ibuku dengan sangat bergairah sambil aku pompa terus penisku.
Kini tangan kiriku menelusup dibalik kaosnya, dan menggapai gundukan payudara sebelah kanannya. Ibuku masih mengenakan bra didalamnya. Jariku kumasukkan dan terus mencapai ujung putingnya, akhirnya telapak tangan kiriku sudah sepenuhnya menggenggam payudara kanan ibuku. Aku remas perlahan payudara ibuku. Masih kurasa kenyal ketika aku remas, meski sudah terasa agak kendor karena faktor usia. Ketika sudah sampai disini aku berpikir akan lebih nikmat bila aku menelanjangi ibuku dan bersetubuh secara total, jadi aku bisa merasakan sentuhan kulit tubuhku dengan tubuh ibuku.
Kucabut penisku dan aku bangun dari posisiku. Segera aku angkat kaos yang dikenakan ibu. Agak butuh waktu lama memang namun pada akhirnya aku berhasil membuka kaos ibuku. Bra yang dikenakan ibu aku biarkan saja, tapi aku angkat kedua cup nya keatas sehingga payudaranya terpampang jelas dimataku. Setelah itu aku lepaskan kain sarung yang masih terlilit dipinggangnya. Aku tertegun sejenak tidak kusangka aku bisa melihat ibuku dalam kondisi telanjang yang biasanya aku melihat ibu dengan kondisi pakaian yang tertutup dan sopan. Menyaksikan ibu dalam kondisi seperti ini otomatis gairahku meningkat kembali.
Kuposisikan tubuhku sejajar diatas tubuh ibuku. Aku peluk tubuh ibuku dari atas, merasakan dahulu sentuhan kulit hangat dari tubuhnya. Aku mulai tergoda dengan payudara ibu yang menempel erat didadaku. Aku pegang keduanya, meremasnya perlahan dan secara reflek aku mengecup puting kanan payudaranya, aku masukkan kedalam mulutku sedalam mungkin sampai memenuhi seluruh rongga mulutku. Aku seperti merasa ada balon didalam mulutku, aku bergerak turun sedikit dan aku mulai menghisap-hisap payudara ibuku didalam mulutku, lidahku juga turut bermain diseputar putingnya. Ada rasa sedikit asin tapi samar yang kurasa dilidahku. Baru kali ini aku merasakan payudara seorang wanita dewasa. Dari kanan aku pindah ke kiri, bolah balik lalu aku sapu celah payudaranya dengan lidahku, bergerak memutar naik dan turun lalu kembali menjilati pangkal payudara hinggal putingnya secara bergantian. Lama-lama kedua payudara ibuku makin basah oleh liurku.
Kembali aku memposisikan tubuhku lebih naik sedikit dengan tujuan agar penisku bisa berada pada posisi yang pas dengan vagina ibuku. Aku mengangkat sedikit tubuhku lalu aku arahkan penisku ke vagina ibuku dan kudorong perlahan. Aku melakukan gerakan piston agar penisku bisa keluar masuk dengan lancar. Aku merebahkan tubuhku dan kulingkarkan kedua tanganku dibalik pundak ibuku sambil terus menggenjot vaginanya lebih cepat. aku ingin merasakan persetubuhan yang sempurna, aku lalu mencium bibir ibuku dalam posisi dan gerakan yang sama, dengan posisi dan kondisi seperti ini lengkap sudah prosesi persetubuhanku dengan ibuku. Dari wajah sampai selangkangan berhasil aku satukan denganku. Aku benar-benar sudah diluar batas dan kendali, aku makin cepat melakukan genjotan di vagina ibuku. Tidak terasa keringatku makin mengucur dan membasahi tubuh ibuku juga.
Hampir saja aku memuntahkan spermaku jika tidak aku hentikan gerakanku. Aku masih belum puas dan ingin mencoba posisi lainnya. Kini tubuh ibuku aku miringkan ke kiri dan kedua kakinya melipat seperti gunting yang terbuka. Aku arahkan kembali penisku sambil bertumpu pada bongkahan pantat kanannya. Vagina ibuku sudah sangat licin sehingga mudah sekali penisku masuk kembali kedalamnya. Pantat ibu aku remas-remas sambil agak menarik keatas supaya liang vaginanya lebih terangkat. Aku percepat gerakanku dan menghasilkan bunyi seperti tepukan antara pahaku dan pantat ibuku. Pada posisi ini aku merasa penisku bisa masuk lebih dalam lagi, benar-benar tidak ada yang tersisa sedikitpun dari pangkal kelaminku. Semuanya sudah masuk tertanam didalam vagina ibuku.
Setelah beberapa saat aku ingin merubah posisi kembali. Kali ini tubuh ibuku aku posisikan dalam keadaan tengkurap kedua tangannya memanjang ke atas kepalanya dan kepalanya aku miringkan kekanan agar ibu tetap bisa bernafas dengan baik. Aku arahkan lagi penisku dibawah bongkahan kedua pantat ibuku. Kucari celah lubangnya dan perlahan aku dorong lagi ke dalam. Aku tarik sedikit lalu kudorong lagi lebih dalam, begitu seterusnya hingga pangkal penisku menyatu sepenuhnya dengan pantat bagian bawah ibuku. Kedua pantat ibuku ini amat menggodaku, lalu kedua tanganku kuletakkan pada kedua pantatnya, sambil aku remas dan kujadikan tumpuan. Selanjutnya aku gerakkan penisku keluar masuk didalm vagina ibuku. Sungguh luar biasa sekali kenikmatan yang aku rasakan, aku terus memacu tubuhku dan memacu gairahku dan benar-benar menikmati setiap gerakan yang aku lakukan. Saking aku merasa nikmatnya sampai wajahku terdengak keatas dan mataku terpejam menikmati setiap aliran darah ditubuhku yang mengalir membawa sensasi kenikmatan berhubungan badan dengan ibu kandungku.
Makin cepat kusodok vagina ibuku makin dekat dengan orgasmeku. Aku ingin mencapai puncak dari persetubuhanku. Aku ingin menyentuh batas maksimal dari obsesiku selama ini. Aku sudah tidak mungkin mundur lagi dan harus aku tuntaskan juga apa yang selama ini jadi keinginan terbesarku. Aku rebahkan tubuhku ke tubuh ibuku, tangan kananku aku selipkan dibalik dada kanannya dan menggapai pipi sebelah kirinya. Aku bermaksud mendekatkan bibirku dengan bibir ibuku. Aku julurkan lidahku dan mencium bibir ibuku sambil terus aku genjot penisku didalam vaginanya. Aku sudah hampir mencapai orgasme, dalam posisi ini dengan lirih aku sebut nama ibuku, erni…erni…erniii…sampai akhirnya tiba juga puncak dari persetubuhanku. Ada perasaan lain ketika aku memanggil ibuku dengan namanya, seolah aku mengungkapkan wujud nafsuku pada yang mengalir disekujur tubuhku. Aku mengejang dan kudorong dengan sangat kuat penisku lalu aku tahan dan diamkan. Tubuhku kaku sepenuhnya dan pada saat yang bersamaan pula, cairan spermaku keluar dari penisku dan muncrat beberapa kali didalam vagina ibuku. Aku benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa sampai-sampai tubuhku terdiam untuk beberapa saat mengalami kenikmatan terbesar dalam hidupku yang belum pernah kurasakan. Seluruh batas antara aku dan ibuku sudah kulanggar didalam bingkai hubungan seksual meskipun aku melakukannya secara sepihak pada saat ibuku tidak sadar.
Aku belum terpikir untuk melakukannya dalam keadaan ibuku sadar, aku ingin menikmati dahulu puncak dari pencapaianku ini. Dalam kondisi inipun aku sudah merasa sangat puas sampai aku kehabisan kata cara mengungkapkan bagaimana perasaanku saat itu. Aku sudah menaklukkan ibu kandungku secara fisik namun belum secara logika, entah kapan aku bisa bersetubuh dengan ibuku dalam keadaan mau sama mau, saling menginginkan untuk bergumul diatas ranjang melakukan hubungan seksual.
Setelah beberapa saat aku puas dan badanku terasa lemas, aku bangkit dan kukeluarkan penisku dari tubuh ibuku. Bekas spermaku terlihat berceceran dipermukaan vagina ibuku. Buru-buru aku bersihkan vaginanya dan mengeluarkan sedikit demi sedikit sisa sperma yang masih tertinggal di dalam. Aku tidak ingin ibu sampai mengenali cairan spermaku ketika terbangun nanti. Aku balikkan tubuhnya dan kupakaikan kembali bra dan kaosnya seperti semula, tidak lupa lilitan sarung dan CD nya aku pasang kembali seperti sedia kalah. Aku berulang kali memastikan kondisi tubuh ibuku ini seperti sebelum aku setubuhi supaya ibu tidak merasa curiga, walaupun aku sudah puas merasakan bersetubuh dengan ibuku tapi aku juga tidak mau ambil resiko ibuku sampai melihat kejanggalan ditubuhnya.
sebelum aku meninggalkan kamar ibuku aku sempatkan untuk mencium bibir ibuku lagi, kecupan ringan sebagai tanda terima kasihku pada ibuku meski disisi lain ada rasa bersalah juga karena sebagai manusia normal yang punya nurani tetap ada perasaan bersalah walau pada akhirnya nafsulah yang berkuasa ditubuhku. Ibuku masih tertidur dengan tenangnya, ada raut wajah keanggunan seorang ibu yang kulihat, kembali kudekatkan wajahku dan kukecup dahinya, bagaimanapun aku masih sayang pada ibuku. Benar-benar sebagai ibu, inilah yang kurasakan, perasaan yang campur aduk, karena aku masih menghormati dan menyayanginya sebagai ibuku dan disatu sisi aku juga punya nafsu seksual pada ibu.
Tubuhku sudah sangat lelah dan lemas, lega rasanya dengan apa yang terjadi barusan. Kurebahkan tubuhku diatas tempat tidurku. Pikiranku melayang kesana kemari, aku masih enggan memikirkan bagaimana besok ceritanya, aku sudah siap jika besok kejadiannya ibu sampai tau apa yang tadi kulakukan walaupun ada juga rasa was-was. Ahh…sudahlah, gimana besok saja, malam ini aku bahagia dan akan aku ingat selamanya kejadian barusan sebagai sebuah pengalaman hidup terbesarku selama 22 tahun. Dalam hati aku berucap, “ibu…aku menyayangimu….”. Lalu aku tertidur dalam sejuta pikiran yang kubawa bersama sunyinya malam ini…. klik videoanya di sini
kembali
TAMAT
Tag Artikel
Postingan Lebih Baru
Postingan Lama
Comment
Lite Mode
Bookmark