Aku, Mamaku, dan Mama Temanku

Cerita memek kontol ngewe Aku, Mamaku, dan Mama Temanku ini memang terdengar agak gila dan memang …
Aku, Mamaku, dan Mama Temanku
Cerita memek kontol ngewe Aku, Mamaku, dan Mama Temanku ini memang terdengar agak gila dan memang kejadian yang langka menurutku. Tapi ya inilah dunia akhir zaman. Pesan moral saya, jangan terpengaruh sama cerita memek kontol ngewe ini gan! Ini hanya bacaan cerita yang belum tentu kebenarannya. Dalam dunia entertainment, apapun bisa terjadi, blog memek–kontol.blogspot.com hanya mempublikasikan tulisan para pembuat cerita dewasa. Enjoy, n jangan lupa siapin teh manis dan beberapa batang udud favorite agan. Wkwkwkwk…
“Nomer yang anda hubungi tidak dapat dihubungi atau berada diluar jangkauan. Silahkan ulangi beberapa saat lagi” Begitu suara Feronica yang kudengar setiap kali kupencet nomernya pada telepon genggam ku. Lagi ada di mana si maiak memek tante itu sampai telepon gengamnya dimatikan? Aku sampai lupa meminum teh manis yang disuguhkan bu Veni pemilik kantin ini di mejaku karena terus mencoba menghubungi Farman, temanku.
“Tumben sendirian. Biasanya sama Farman,” kata Bu Veni
“Iya nih Bu, telpon genggamnya dimatiin. Nggak bisa dihubungin,” kataku.
“Kalau mau bolos mestinya kolingan dulu biar kompak. Jadi nggak manyun gitu!” ujar Bu Veni lagi sambil melayani konsumen yang lainnya.
Benar juga omongan Bu Veni. Ini memang kesalahku. harusnya, semalam atau tadi sebelum berangkat ke sekolah, kontak Farman dulu biar bisa janjian. Kalau sudah begini, aku yang gigit jari. Mau masuk udah kesiangan dan pasti pintu pagar sekolah udah ditutup sama satpam, sementara Farman tidak bisa dihubungi. Atau bisa jadi ia berangkat sekolah tanpa bawa telepon genggam.
Ide untuk bolos sekolah memang murni ideku dan belum kusampaikan ke Farman. Sewaktu mau berangkat, Dodi, temanku yang lain datang ke rumah dan meminjamkan sejumlah DVD bokep yang pernah ia janjikan. Lalu muncul gagasan untuk membolos dan nonton bareng Farman di rumah. Aku yakin Farman pasti tak menolak. Karena seperti kata Dodi diantara video bokep yang dipinjamkan, ada yang bercerita tentang hubungan badan antara seorang anak dan Mamanya. GILA!!!
Cerita ngewe seperti itu, atau setidaknya yang menggambarkan hubungan badan antara pria muda dengan wanita yang lebih dewasa bahkan yang lebih pantas menjadi Mamanya, adalah yang sangat digemari Farman. Bahkan dalam pengalaman nyata, seperti pengakuan dan cerita Farman, ia sering ngentot pembantunya, wanita yang telah berusia 43 tahun. Farman juga mengaku sering terangsang saat mengintip Mamanya sendiri yang tengah telanjang. Itulah kenapa aku sering menyebutnya sebagai mania tante girang.
Di luar itu Farman juga yang mengajari dan memperkenalkanku pada kebiasaan ngocok (onani). Menurutnya, aku tergolong pria puritan karena hingga berumur 17tahun belum tahu dan tidak pernah melakukan onani. Dan ketika ia menggagas untuk membuat lubang rahasia untuk mengintip aktivitas Mamaku dari kamarku yang memang bersebelahan dengan kamar Mama, aku tak kuasa menolaknya.
Menurut Farman, tubuh Mamaku sangat menggairahkan dan merangsang. Sama seperti tubuh Mamanya yang memang usianya tak jauh berbeda karena usia Mama 47 sedang Mamanya Farman lebih muda setahun. Dan seperti Mamanya Farman, Mamaku juga sudah menjanda cukup lama. Hanya Farman punya kakak perempuan yang sudah menikah dan hidup terpisah. Sedangkan aku, anak tunggal dan hanya hidup berdua dengan Mama sejak kecil. Bahkan konon, sebenarnya aku bukan anak ayahku yang meninggal saat usiaku masih balita. Tapi buah perselingkuhan Mama dengan pemuda tetangganya setelah menikah cukup lama dan tidak punya anak.
“Menk memek Mamamu besar dan membusung banget. Mau deh aku menjilati lubangnya. Ah, pasti enak banget kalau dientotin,” ujar Farman berbisik ketika ia menginap di kamarku suatu malam dan mengintip ke kamar Mama dari lubang rahasia yang kami buat. Saat itu, Mama tidur mengangkang tanpa mengenakan celana dalam dan dasternya tersingkap.
Malam itu Farman memuaskan diri beronani sambil sambil mengintip dan membayangkan menyetubuhi Mamaku. Dan lucunya, aku juga melakukan yang sama. Hanya aku melakukan secara diam-diam setelah Farman tertidur pulas. Benar seperti kata Farman, wanita seusia Mama memang lebih matang dan merangsang. Sejak itu, aku sering mengintip ke kamar Mama di saat terangsang dan hendak beronani. Aku juga ingin merasakan nikmatnya bersetubuh dengan Mama kendati sejauh ini belum pernah melakukan sekali pun dengan wanita lain.
Satu jam lebih duduk tercenung sendiri di kantin Bu Veni akhirnya membuatku jenuh. Setelah sekali lagi mencoba menghubungi HP Farman tak tersambung, akhirnya kuputuskan untuk pulang. Paling Mama sudah berangkat ke Kantor tempatnya bekerja hingga nggak bakalan tahu kalau aku membolos, pikirku. Setelah membayar makanan, aku langsung keluar dan menyetop angkutan kota yang rutenya melewati jalur jalan dekat rumah. Motor memang sengaja tak kubawa karena tadinya berniat membolos dengan Farman.
Sampai di rumah, seperti biasa aku masuk lewat pintu belakang. Kunci rumah bagian depan memang selalu dibawa oleh Mama karena dia yang berangkat belakangan setiap hari. Aku membawa kunci pintu belakang agar tak repot mampir ke kantor Mama untuk mengambil kunci saat pulang sekolah.
Namun di dalam, saat masuk ke ruang tengah, aku dibuat kaget. sepeda motor Farman ada di sana terparkir di dekat motorku. Sementara tas hitam yang biasa dibawa Mama ke kantor teronggok di atas meja makan. Jadi Mama belum berangkat? Dan kenapa motor Farman ada di sini? Aku jadi curiga. Jangan-jangan Farman juga ada di sini dan lagi berdua dengan Mamaku di kamarnya. Memikirkan kemungkinan itu, kuperlambat jalanku. Dengan berjingkat kumasuki kamarku sendiri. Setelah mengunci pintu kamar dari dalam, langsung kutuju lubang rahasia yang biasa kugunakan untuk mengintip ke kamar Mama.
Dugaanku tidak meleset. Farman ada di kamar itu berdua dengan Mamaku. Di atas ranjang besar tempat tidur Mama, keduanya tengah melakukan perbuatan yang selayaknya tidak pantas dilakukan. Kulihat Mama sudah tidak berpakaian dan satu-satunya penutup tubuh yang dikenakan hanya celana dalam warna hitam, duduk menyandar di dinding kamar. Ia terlihat sangat menikmati apa yang tengah dilakukan Farman pada dirinya. Ya Farman menghisapi salah satu puting toket Mama di bagian kiri dengan mulutnya. Sementara toket yang sebelah kanan, sesekali dibelai dan diremas gemas oleh pemuda teman akrab dan sohib sekolahku itu.
Seperti bayi yang kehausan, Farman menyusu dengan lahap di payudara Mama yang besar. Pasti hisapannya sangat kuat pada puting susu Mama yang coklat kehitaman hingga Mama tampak menggelinjang menahan nikmat. Terlebih tangan Farman juga tak mau berhenti meremasi payudaranya yang lain sambil sesekali memilin putingnya.
“Ouuuhhhhhhh… terus hisap Far!! ah enak banget. Payudara tante enak banget kamu gituin, ah.. sshh…ahh …aaahhh,” suara Mama terdengar mengerang dan melenguh menahan nikmat.
Mungkin seharusnya aku merasa jengah atau stidaknya memprotes atas apa yang tengah dilakukan Farman pada Mamaku. Tetapi tidak, aku malah menikmati permainan mereka. Bahkan ingin rasanya aku menggantikan peran Farman. Karena sudah cukup lama aku ingin menyentuh dan menghisap tetek Mama bahkan sekaligus menyetubuhinya. Aku memang sangat terangsang setiap mengintip dan mendapati Mama tengah telanjang. Hanya selama ini aku hanya bisa menyetubuhi dalam angan-angan yakni beronani sambil membayangkan menyetubuhinya.
Aku makin terangsang ketika Farman mulai menciumi memek Mama dari luar celana dalam hitam yang dikenakannya. Kulihat ujung hidung Farman disentuhkan di bagian tengah memek Mama yang masih tertutup celana dalam. Sesekali Farman juga menggunakan mulutnya untuk mengecup. Ah kenapa Farman tidak segera melepas saja celana dalam hitam itu. Terus terang aku jadi tidak sabar untuk melihat bentuk sejelasnya Memek Mama. Selama ini, setiap mengintip, aku hanya bisa melihatnya sepintas. Kini, dengan posisi duduk mengangkang seperti itu, kalau celana dalamnya dibuka pasti memek Mama bisa terlihat detilnya.Ternyata harapanku tidak sia-sia. Hanya, bukan Farman yang mengambil insiatif tetapi malah Mamaku.
“Kamu sudah kangen sama memek tante ya Man? Tante buka deh celana dalamnya biar kamu bisa melihat sepuasnya atau melakukan apa saja sesuka kamu. Tetapi baju dan celana kamu dibuka juga dong,” kata Mama sambil memelorotkan dan melepas celana dalamnya.
Kini Mamaku benar-benar telanjang tanpa sehelai benang yang menutupinya setelah celana dalam warna pinknya dilepas dan dilemparkan sekenanya. Dan yang membuatku kaget, memek Mama yang biasanya terlihat lebat ditumbuhi rambut pink, telah dicukur gundul. Padahal tiga hari lalu, saat aku mengintipnya dari kamar seusai mandi, Memek Mama masih tertutup oleh kerimbunan rambut hitam keritingnya.
Tetapi memek yang telah tercukur kelimis itu lebih merangsang karena seluruh detilnya jadi terlihat jelas. Dalam posisi duduknya yang mengangkang, Memek Mamaku membentuk busungan besar yang terbelah di bagian tengahnya. Hanya, bibir bagian luarnya yang berwarna coklat kehitaman terlihat tebal dan berkerut. Kontras dengan warna di bagian dalam yang agak kemerahan. Sedangkan kelentitnya yang berada di ujung celah bagian atas, terlihat cukup besar ukurannya. Mungkin sebesar biji jagung dan tampak mencuat. Ah .. merangsang banget.
Bibir bagian luar memek Mama yang berwarna coklat kehitaman, tebal dan berkerut itu, kemungkinan terbentuk akibat seringnya tergesek kontol milik lelaki. Baik milik almarhum suaminya semasa hidup atau milik ayah kandungku yang menjadi teman selingkuh Mama. Bahkan mungkin Kontol beberapa lelaki lain yang pernah singgah dalam hidupnya karena beberapa tahun lalu sempat pula kudengar kabar Mama ada main dengan salah seorang atasannya hingga sebagai PNS ia sempat dipindahtugaskan ke daerah terpencil selama beberapa waktu.
Farman menghampiri Mamaku setelah melepas baju seragam sekolah dan semua yang dikenakannya. Kontolnya tampak tegak mengacung dan keras. Hanya, soal ukuran, kuyakin setingkat di bawah punyaku yang lebih panjang dan besar. Tadinya kukira Farman akan langsung menindih dan menancapkan rudalnya di memek Mama yang memang telah menunggu untuk disogok.
Namun dengan santai, bak lelaki dewasa yang sudah berpengalaman dengan perempuan, direbahkannya tubuhnya dekat tubuh Mama mengangkang. Posisi kepalanya persis berada diantara kedua paha Mama yang terbuka lebar atau persis berhadapan dengan memek Mamaku. Posisi itu dipilihnya, nampaknya agar ia dapat dengan mudah menatapi memek Mamaku dari jarak sangat dekat dan sekaligus menyentuhnya.
Mamaku kian membuka lebar kangkangan pahanya ketika tangan Farman mulai menjamah bagian paling sensitif memek mamaku. Diusap-usapnya bibir luar memek Mama yang tebal dan berkerut dengan telapak tangannya dan sesekali diselipkannya ujung jari tengah tangan Farman ke lubang di antara celahnya. Disentuh sedemikian rupa oleh tangan Farman, terlebih ketika jari tengah teman sekolahku itu menyentuh kelentitnya, mulut Mama mulai mendesis dan melenguh.
Farman tak hanya menggunakan tangan untuk menyentuhnya tetapi mulai menggunakan lidahnya untuk menjilat dan mengkilik lubang kenikmatannya, maka desahan yang keluar berubah menjadi erangan. Bahkan tubuh Mamaku terlihat menggelinjang dan tergetar ketika Farman mengecupi dan menghisapi kelentit Mamaku.
“Oooohhhhhh… Man kamu apakan memek tante. Saahhhhhhhhhhhhhh…..ssshhhhhh….loh enak banget Man. Ya.. ya ahh enak banget Man, terus sayang ya terus aahhh ,” erangnya menahan nikmat.
Suara yang keluar dari mulut Mamaku, bukannya membuat Farman menghentikan aksinya. Tetapi malah memberinya semangat untuk membuat aksi jilatan dan hisapan dengan mulutnya lebih efektif. Lidahnya makin dalam dijulurkan ke dalam lubang Memek itu dan hisapannya pada kelentit Mama dilakukannya dengan lebih keras dan gemas. Hingga tubuh Mamaku berkali-kali meronta namun terlihat sangat menikmatinya.
Puncaknya, Farman tak hanya menjilati lubang memek Mamaku. Lidahnya yang kuyakin telah terlatih untuk menjilati lubang Memek wanita yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya yang sering diceritakannya, mulai mencari sasaran lain. Itu kuketahui karena setelah ia meremas-remas pantat besar Mamaku dan membukanya hingga lubang anusnya terlihat, lidahnya kembali dijulurkan dan diarahkan ke sana. Dan tanpa rasa jijik sedikitpun ia mulai menyapu-nyapukan lidahnya di lubang anus yang berwarna senada dengan memek Mama yang coklat kehitaman.
Tidak hanya menyapu dan menjilat, lidah Farman pun dicolokkan bagian ujungnya seolah berusaha menerobos ke bagian dalam lubang anus itu. Diperlakukan seperti itu Mama memekik keras menahan nikmat. “Iiiihhhh diapakan lagi tante Man. Oh.. oh.. sshh… aahh enak banget Man. Kamu pintar banget sayang. Tante nggak pernah merasakan yang seperti ini,” ungkapnya terbata di sela-sela rintihan dan lenguhan yang keluar dari mulut Mamaku.
Mungkin karena sudah tak tahan menahan gairah yang kian memuncak, Mama akhirnya menggeser tubuh. Melepaskan pantatnya dari mulut Farman yang terus mencengkeram menyerang anusnya dengan jilatan lidahnya. Tadinya Mama bermaksud melakukan serangan balik yakni mengerjai Kontol Farman dengan mulutnya. Namun Farman memaksa ingin tetap dapat mengerjai bagian bawah tubuh Mama. Hingga akhirnya disepakati untuk melakukan posisi 69 yang memungkinkan keduanya dapat menjilat dan menghisap bagian paling peka milik keduanya.
Dengan posisi merangkak di atas tubuh Farman yang telentang, Mama memulai aksinya dengan melakukan sapuan dan jilatan pada kepala penis Farman yang tegak mengacung. Lalu, dikulum dan dimasukkannya batang penis Farman ke dalam mulutnya sambil dihisap-hisapnya. Perlakuan serupa dilakukan Mama pada kedua biji pelir Kontol Farman. Maka kini Farman dibuatnya seperti cacing kepanasan. Tubuh Farman terlihat mengejang. Ia juga mengerang melampiaskan rasa nikmat yang diterimanya dengan meremasi bongkahan pantat besar Mamaku.
Menikmati adegan panas yang dilakukan Mama dan Farman dari tempatku mengintip, tanpa sadar aku mengeluarkan sendiri Kontolku yang juga telah tegak mengacung dan mulai meremasinya sendiri. Nafasku memburu menahan gairah yang kian membakar. Ah, kapan aku bisa menyentuh dan menikmati keindahan tubuh Mama seperti yang tengah dilakukan Farman saat ini, keluhku membatin. Bahkan sempat pula menyelinap dalam anganku untuk menikmati kehangatan tubuh Tante Dian, Mamanya Farman.
Kocokan kontolku makin kupercepat ketika adegan di kamar Mama makin memanas. Kulihat Mama telah dalam posisi berjongkok di atas pinggul Farman dan mengarahkan lubang memeknya ke tonggak Kontol Farman yang tegak mengacung. Maka ketika pantat Mama diturunkan perlahan, masuk dan amblaslah batang Kontol itu ke dalam kehangatan liang Memek Mamaku.
“Kamu diam saja Man, kini giliran tante yang memberi kenikmatan,” kata Mama sambil mulai menaik-turunkan pinggulnya.
Tidak hanya gerakan naik turun yang dilakukan Mama di atas tubuh Farman. Sesekali, sambil membenamkan lebih dalam Kontol Farman di dalam lubang memeknya, pinggul Mama memutar-mutar hingga keduanya merasakan kenikmatan yang ditimbulkan.
“Ah.. sshhh oh.. oh.. memek tante enak banget seperti menghisap. Oh.. oh enak banget tante, ah.. ah punya Farman mau keluar tan, ah… oh,”
“Tahan dulu Man jangan dikeluarkan dulu. Kita ganti posisi ya? Biar keluarnya sama-sama enak,” ujar Mama sambil merubah posisi.
Tanpa menunggu lama, setelah Mama kembali dalam posisi mengangkang, Farman yang terlihat sudah tidak mampu lagi mengontrol gairahnya langsung mengarahkan ujung Kontolnya ke lubang memek Mamaku. Dan entah disengaja atau karena tak mampu menahan gairah yang menggebu, Farman menurunkan pinggulnya dengan sentakan yang cukup kuat. Akibatnya, di samping batang Kontol Farman langsung amblas terbenam, Mama jadi memekik tertahan.
“Auw .. pelan-pelan dong sayang,”
“Maaf tente. Habis Farman gemes sih sama memek tante,” kata Farman sambil terus menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh Mamaku.
Awalnya hanya perlahan. Namun ketika Mama mulai meningkahi dengan menggoyang-goyang memutar pinggulnya, hunjaman Kontol Farman di memek Mamaku semakin cepat. Akibatnya peluh nampak berleleran pada pasangan berlainan jenis sekaligus berbeda usia cukup jauh yang tengah melampiaskan hasratnya itu. Sesekali tangan Farman kulihat menjamah dan meremasi tetek Mamaku yang terguncang-guncang. Memilin-milin putingnya dan juga menghisap dengan mulutnya.
Tenda-tanda keduanya hendak mencapai klimaks terlihat ketika gerakan Farman terlihat kian tidak terkontrol. Begitu pun Mama, goyangan pinggulnya tidak berirama lagi. Puncaknya, keduanya sama-sama memekik dan mengerang dengan tubuh mengejang. Maka jebolah pertahanan Farman, maninya tercurah menyembur di lubang nikmat memek Mamaku. Sedangkan Mamaku, puncak orgasmenya ditunjukkan dengan belitan kakinya ke pinggang Farman dibarengi tubuh yang mengejang hebat.
Pagi itu, setelah Mama kembali ke kamar seusai membersihkan diri di kamar mandi, sebenarnya Farman mencoba melakukan pemanasan kembali. Saat Mama berdiri di depan meja rias dan hendak memakai celana dalam, Farman mencegahnya. Ia berjongkok di depannya dan mulai mengecupi memek Mama. Bahkan salah satu kaki Mama diangkatnya dan ditempatkannya di kursi meja rias hingga memudahkannya menjilati memek Mama. Namun kendati Mama terlihat kembali terangsang oleh hisapan mulut Farman pada kelentitnya, ia menolak melanjutkannya lebih jauh.
Agenda Mama, hari ini ada meeting penting di kantornya yang tidak dapat ditinggalkan. Maka Farman terpaksa harus menahan diri untuk kembali melampiaskan gairah mudanya yang masih menggebu. Keduanya meninggalkan rumah setelah berdandan rapi. Sedangkan aku, terpaksa meneruskan onaniku yang belum tuntas sambil membayangkan hangatnya tubuh Mamaku.
Tag Artikel
Postingan Lebih Baru
Postingan Lama
Comment
Lite Mode
Bookmark